BASE TRANSCEIVER STATION (BTS)



Base Transceiver Station atau disingkat BTS adalah perangkat jaringan telekomunikasi yang memudahkan komunikasi nirkabel antara perangkat dan jaringan. Piranti komunikasi penerima sinyal BTS bisa telepon, telepon seluler, jaringan nirkabel sementara operator jaringan yaitu GSM, CDMA, atau platform TDMA, BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk selanjutnya dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau data.  BTS memiliki peralatan untuk enkripsi dan dekripsi komunikasi, peralatan penyaringan spektrum, antena dan transceiver TRX. BTS biasanya memiliki banyak transceiver yang memungkinkannya melayani banyak frekuensi dan sektor sel yang berbeda.

Base station Control (BSC) induk mengendalikan semua BTS melalui fungsi kontrol base station (BCF) – baik unit terpisah atau terintegrasi dengan TRX untuk Compact Base Stations. BCF menyediakan koneksi ke Networking Management System (NMS) dan mengelola keadaan operasional transceiver.



Informasi yang dikirimkan BTS
Setiap BTS menyimpan data-data internal yang terkait satu sama lain yang membuat suatu BTS beroperasi. Data-data ini dapat berfungsi sebagai identitas dan profil sebuah BTS, atau elemen yang membantu kinerja BTS. Data tersebut adalah:

Data situs: Sebuah data yang berisi tentang ID situs, jenis kunci situs, nama penjaga situs, tipe menara, dan tinggi menara. Data ini hanya sebagai data administrasi yang tidak berdampak langsung terhadap beroperasinya sebuah BTS.
Data PLN: Data ini berisi tentang nomor pelanggan PLN, Daya dan phase yang digunakan dalam site tersebut, Area layanan, nomor telpon PLN dan tipe rectifier. Data ini berfungsi sebagai pertolongan utama apabila ada masalah yang berhubungan dengan sumber tenaga listrik BTS.
Data perangkat BTS: Di dalam data perangkat BTS berisi tentang nama BSC dimana BTS tersebut berada, frekuensi BTS atau BTS Band, tipe dari BTS, Konfigurasi BTS, Tipe dari TRX, Jumlah dari TRX, tipe combiner, dan jumlah combiner. Data – data tersebut berfungsi dalam proses penyelesaian masalah yang berhubungan dengan perangkat keras BTS.
Data perangkat transmisi: Data ini berisi tentang tipe perangkat microwave, kapasitas perangkat microwave, dan facing dengan situs BTS yang lain. Hal ini berfungsi untuk membantu proses penyelesaian masalah perangkat transmisi itu sendiri.
Data rute link transmisi: Di dalam data rute link transmisi berisi tentang rute perjalanan data transmisi antar BTS sampai ke BSC. Rute ini merupakan alur transmisi antara BSC dengan BTS nodul maupun BTS end point.


Tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Rooftop : Tower yang berdiri di atas sebuah gedung.
Greenfield : Tower yang berdiri langsung di atas tanah.


Berdasarkan jenis-jenisnya, tower jaringan telekomunikasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :


Rectangular Tower atau Tower 4 Kaki



Tower ini berbentuk segi empat dengan empat kaki. Tower jenis 4 kaki sangat jarang sekali dijumpai roboh karena tower jenis ini memiliki kekuatan tiang panjang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tower dengan jenis 4 kaki ini memiliki ketinggian sekitar 42 M dan mampu menampung banyak antenna dan radio. Harga tipe ini sangat mahal, yakni sekitar 650 juta sampai 1 milyar rupiah, namun kuat dan mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis telekomunikasi dan informatika yang bonafid (Telkom, Indosat, XL, dll). Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.



Triangle Tower atau Tower 3 Kaki



Menara segitiga lebih ringan sehingga menghemat biaya pengangkutan/pembuatan ketimbang menara empat kaki, dan dibangun dengan potongan yang lebih sedikit. Menara segitiga jauh lebih aerodinamis dan karenanya memiliki hambatan angin yang lebih rendah.

Menara segitiga hanya membutuhkan 3 pondasi tower berbentuk segi tiga, disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Lapisan panel lapis baja digunakan sebagai dinding luar dan panel atas tempat penampungan antenna, dengan baut ekspansi yang berkekuatan tinggi dapat digunakan pada dasar beton untuk menghubungkan ke tanah.

Towerjenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas. Contoh : Lattice Tower, Mini Tower.



Pole atau Tower 1 kaki



Tower jenis berupa tiang pancang dengan satu kaki. Tower ini di bagi menjadi 2 macam, Pertama tower yang terbuat dari pipa atau plat baja tanpa spanner, diameter antara 40 cm s/d 50 cm, tinggi mencapai 42 meter, yang dikenal dengan nama monopole.

Tower Kedua lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner.

Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching). Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi / NOC = Network Operation Systems dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya. Contoh : Monopole Tower.


SUMBER :
http://www.inmexedu.com/penjelasan-tentang-bts-base-transceiver-station-dan-jenis-jenisnya/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DISTORSI DELAY

TDMA

METROPOLITAN AREA NETWORK (MAN)